Senin, 20 Juni 2011

Ma'rifatul Islam


MAKNA ISLAM

Sasaran Pembelajaran :
þMemahami dasar-dasar yang membentuk istilah Islam serta mampu membedakan dari dasar-dasar konsep hidup yang lain.
þMemahami bahwa Islam adalah tunduk kepada wahyu yang diturunkan kepada para nabi sebagai aturan yang merupakan jalan lurus menuju keselamatan kehidupan dunia dan akhirat.
þMenyadari bahwa Islam adalh pedoman hidup dari Allah yang tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya.
 
Sinopsis :
Islam secara etimologis memiliki makna :
§ menundukkan wajah (QS. 4 : 125)
§ berserah diri (QS. 3 : 83)
§ suci, bersih (QS. 26 : 89)
§ selamat, sejahtera (QS. 6 : 54)
§ perdamaian (QS 47 :35)
Dengan pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki sifat yang dibawanya yaitu berserah diri dan wujud perdamaian. Manakala kalimat Islam didalam Al Qur’an disebut disebut sebagai diin (QS. 3 : 19, 85) yang berarti suatu manhaj. Sistem dan aturan hidup yang menyeluruh dan lengkap. Dengan demikian, kalimat Islam adalah ketundukkan, wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7), diin keselamatan dunia-akhirat. Kesimpulan dari makna-makna tersebut : Islam adalah panduan hidup yang lengkap bagi manusia, dengan berserah diri dan tunduk maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian dunia dan akhirat. Akhirnya, Rasulullah bersabda bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya. Islam itu tinggi dan akan dimenangkan ke atas semua agama, kepercayaan dan ideologi (QS. 48 : 28, 9 : 33).

Ringkasan dalil :
Makna Etimologis Islam
§ menundukkan wajah (QS. 4 : 125)
§ berserah diri (QS. 3 : 83)
§ suci, bersih (QS. 26 : 89)
§ selamat, sejahtera (QS. 6 : 54)
§ perdamaian (QS 47 :35)
Kalimat Islam sebagai Diin (QS. 3 : 19, 85)
§ tunduk
§ wahyu ilahi (QS. 53 :4, 21 :7)
§ diin para nabi dan rasul (QS. 2 : 136, 3 : 84)
§ hukum-hukum Allah (QS. 5 : 48-50)
§ jalan yang lurus (QS. 6 : 153)
§ keselamatan dunia akhirat (QS. 16 : 97, 2 : 200, 28 : 77)
Islam tinggi dan tak ada kerendahan di dalamnya.


ISLAM WA SUNNATULLAH

Sasaran :
þMemahami dan menyadari fithrah alam semesta yang mengikuti sunnatullah : Islam adalah asas alam semesta.
þMemahami bahwa syari’at Muhammad saw adalah sunnatullah yang sesuai dengan sifat alam semesta tersebut.
þMenyadari bahwa menerima Islam adalah kembali kepada fithrah, sedangkan menolak Islam berarti menolak fithrah manusia dan alam semesta.

Sinopsis :
Allah swt sebagai khaliq memiliki kewajiban dan hak mutlak untuk menentukan aturan bagi kepentingan dan kebaikan manusia serta makhluq lainnya. Aturan yang Allah tentukan berupa Islam dan mendatangkan rasul sebagi uswah dan teladan yang diperuntukkan bagi manusia. Mereka yang mengikuti aturan tersebut disebut adalah Muslim dan yang tidak mengikutinya disebut kafir.
Allah swt selain menciptakan manusia juga menciptakan alam semesta dan seisinya. Ketertiban, keteraturan dan keselamatan perjalanan kehidupan alam ini berlaku dengan sunnah kauniyah yang Allah berikan kepadanya. Seluruh alam semesta tunduk, bersujud, bertahmid dan berislam kepadaNya. Alam semesta tak ada yang kafir, mereka semuanya muslim dan berserah diri kepada Allah dengan mengikuti segala aturannya.
Islam merupakan sunnatullah dan ditetapkan kepada alam dan manusia. Sunnatullah kepada alam bersifat mutlak, langgeng dan kontinyu yang merupakan taqdir kauni dalam tunduk kepada Allah. Sedangkan sunnatullah kepada manusia berupa hidayah yang Allah berikan. Hidayah inipun bergantung kepada kehendak dan ikhtiar manusia serta merupakan taqdir syar’i. Kemudian sikap manusia terbagi menjadi dua : menerimanya (muslim) dan menolaknya (kafir).

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
§ Allah pencipta (QS. 59 : 23) yang menciptakan alam (QS. 25 : 2) dan menentukan aturan (QS. 25 : 2, 54 : 59, 15 : 20).
§ Seluruh alam semesta sujud, tasbih, tahmid (QS. 13 : 15, 22 : 18, 6 : 50, 59 : 1, 64 : 1, 24 : 41, 17 : 44)
§ Al Khaliq menurunkan taqdir syar’I (QS. 6 : 153, 45 : 18).
§ Islam sebagai Diin (3 : 19, 85)
§ Rasul sebagai contoh pelaksanaan diin kepada manusia (QS. 33 : 21)
§ Ada yang menerima (disebut muslim) sesuai dengan alam semesta, ada yang menolak (disebut kafir) subversif di alam semesta.
§ Akam semesta memiliki sifat tunduk kepada Allah secara mutlak


Syumuliatul Islam

Sasaran :
þMemahami gambaran menyeluruh dari Islam sebagai asas bina, maupun muayyidat dengan hubungan-hubungannya.
þDapat menyebutkan contoh-contoh penyelesaian masalah aktual secara Islami dalam bidang kehidupan bermasyarakat.
þMenyadari bahwa Islam merupakan sistem hidup yang lengkap dan sempurna sehingga termotivasi untuk memasukinya.

Sinopsis :
Islam merupakan agama yang syumul (sempurna) berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan  syumuliyatul makan (semua tempat).
Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan ciri risalah nabi Muhammad saw sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad saw dilaksanakan sepanjang masa hingga hari kiamat.
Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendir, misalnya jihad dan da’wah (sebagai penyokong Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai agama.
Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepadaNya.
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Syumuliatul islam (QS. 2 : 208).
Syumuliyatuz zamaan (QS. 2 : 208):
§ risalah yang satu (QS. 29 : 90, 34 : 28, 21 : 107)
§ penutup para nabi (QS. 33 : 42)
Syumuliyatul minhaj :
§ asas aqidah (syahadatain dan rukun iman)
§ bangunan Islam : ibadah, rukun islam (sholat, shiyam, zakat haji), akhlaq
§ penyokong/penguat : jihad (QS. 29 : 6,69, 47 : 31)atau amar ma’ruf nahi munkar (QS. 3 : 104, 7 : 99, 9 : 112) dan da’wah (QS. 16 : 125, 41 : 33)
Syumuliyatul makan (QS. 22 : 40)
§ kesatuan pencipta (QS. 2 : 163-164)
§ kesatuan alam (QS. 2 : 29, 67 : 15)


Minhajul Hayah

Sasaran :
þMemahami gambaran menyeluruh dari Islam sebagai asas bina, maupun muayyidat dengan hubungan-hubungannya.
þDapat menyebutkan contoh-contoh penyelesaian masalah aktual secara Islami dalam bidang kehidupan bermasyarakat.
þMenyadari bahwa Islam merupakan sistem hidup yang lengkap dan sempurna sehingga termotivasi untuk memasukinya.

Sinopsis :
Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya adalah Islam mencakup seluruh peraturan dan segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu Islam sangat sesuai dijadikan sebagai pedoman hidup. Di antara kelengkapan Islam yang digambarkan dalam Al Qur’an adalah mencakup konsep keyakinan (QS. 2 : 255), moral (QS. 7 : 99), tingkah laku (QS. 2 : 138), perasaan (QS. 30 : 30), pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2), sosial (QS. 24 : 7), politik (QS. 3 : 85-86, 12 : 40), ekonomi (QS. 9 : 60, 103, 59 : 7), militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-8), hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65).

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Islam sebagai pedoman hidup :
§ konsep keyakinan (QS. 2 : 255)
§ moral (QS. 7 : 99)
§ tingkah laku (QS. 2 : 138)
§ perasaan (QS. 30 : 30)
§ pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2)
§ sosial (QS. 24 : 7)
§ politik (QS. 3 : 85-86, 12 : 40)
§ ekonomi (QS. 9 : 60, 103, 59 : 7)
§ militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-8)
§ hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65)


ISLAM AKHLAQUN

Sasaran :
þMemahami Islam sebagai sistem akhlaq dan mampu membedakan dengan sistem moral lainnya.
þMampu meninggalkan akhlaq tercela dari kehidupannya.
þBerusaha mengaplikasikan akhlaqul karimah sebagai cermin keimanannya kepada Allah dan RasulNya.

Sinopsis :
Islam memiliki sistem akhlaq yang mampu membedakan dengan sistem moral lainnya buatan manusia. Sebab akhlaq Islam berpedoman kepada Al Qur’an, yang mengajarkan hubungan Allah sebagai khaliq kepada manusia sebagai makhluq. Akhlaq adalah tingkah laku makhluq yang diridhai oleh Khaliq. Hubungan manusia kepada Allah adalah akhlaq. Bentuk-bentuk hubungan akhlaq adalah : akhlaq kepada Allah (QS. 2 : 186), akhlaq kepada diri sendiri (QS. 2 : 44), akhlaq kepada sesama manusia (QS. 2 : 83, 31 : 17-19), akhlaq kepada alam sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56). Inti dari ajaran akhlaq adalah melepaskan diri dari perbuatan tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia.

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
Bentuk-bentuk akhlaq :
§ Akhlaq kepada Allah (QS. 2 : 186)
§ Akhlaq kepada diri sendiri (QS. 2 : 44)
§ Akhlaq kepada sesama manusia (QS. 2 : 83, 31 : 17-19)
§ Akhlaq kepada alam sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56)


ISLAM FIKRATAN

Sasaran :
þMemahami Islam sebagai fikrah yang sesuai dengan fithrah dan bashirah manusia.
þMenyadari bahwa hanya islamlah yang dapat memberikan jawaban yang benar tentang ketuhanan, kenabian, peribadatan, alam semesta, manusia dan hakikat kehidupan.
þTermotivasi untuk menerapkan ‘amal islami berlandaskan fikrah islamiyah di tengah masyarakat.

Sinopsis :
Manusia yang diciptakan Allah terbagai menjadi muslim dan kafir. Realitas ini menunjukkan bahwa terdapat manusia yang membawa kebenaran dan ada yang membawa kebatilan. Perbenturan akan selalu berlku di antara keduanya karena landasan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak adalah berbeda. Islam adalah sumber fikrah dan kepadanya seorang Muslim merujukkan kerangka fikirnya. Di lain pihak, kaum kuffar merujuk kepada hawa nafsunya. Islam yang haq, jelas, tetap dan sempurna tak akan dapat ditandingi oleh kebatilan.
Muslim yang beriman menjadikan bashirah sebagai sumber fikrahnya, sedangkan kuffar menjadikan hawa nafsu sebagai sumber fikrahnya. Manusia, baik ia seorang muslim ataupun kafir, memahami sesuatu yang ada disekitarnya berlandaskan keyakinannya. Hal sedemikian juga jga berkeneaan dalam memahami Allah, risalah, ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.
Muslim yang beriman dalam memandang segala sesuatu selalu mendayagunakan bashirahnya sehingga selalu muncul tashawur yang sahih, yang berimplikasi kepada munculnya fikrah yang islami. Hal ini yang mengantarkan terwujudnya amal-amal islami. Sebaliknya, pihak kuffar mendasari fikrahnya dari hawa nafsu yang bersifat berubah-ubah dan temporal untuk memenuhi kebutuhan materialisme dan hedonisme saja, sehingga memunculkan tashawur yang salah/rusak. Hal ini yang menghasilkan fikrah jahiliyah dan amal jahili.

Hasiyah :

Ringkasan Dalil :
§ Dua bentuk sumber fikrah : kekufuran dengan hawa nafsu dan imen dengan bashirah. Semua dalam rangka memahamai 6 hakikat besar : Allah, risalah ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.
§ Kekufuran membentuk tashawur yang salah : memunculkan pemikiran jahiliyah, dalam ideologi jahiliyah, diaplikasiakan dalam tingkah laku dan dinamika jahiliyah.
§ Keimanan membentuk tashawur yang benar : memunculkan pemikiran islami, dalam fikrah islamiyah, diaplikasiakan dalam amal Islami dan harakah islamiyah.


ISLAM DIINUL HAQ

Sasaran :
þMemahami pengertian ad diin dan mampu menjelaskan kesalahpahaman masyarakat atas pengertian ad diin.
þMembuktikan berdasarkan dalil aqli dan dalil naqli bahwa : Islam adalah diinul haq dan selainnya pastilah diinul baathil.
þMenyadari bahwa Islam sebagai diinul haq adalah petunjuk yang lurus danmembawa keridhaan Allah. Di lain pihak, selain Islam adalah sumber keahiliyahan yang membawa kepada kesesatan dan kemurkaan Allah.

Sinopsis :
Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
§ Allah yang Maha Pencipta (QS.10 : 4, 61 : 9, 67 :3)
§ Allah yang Maha Mengetahui (QS. 61 : 14, 36 :79)
§ Allah yang Maha Bijaksana (QS.59 : 24, 61 : 1, 62 :1)
§ Allah adalah Al Haq (QS.10 : 32, 22 : 62)
§ Diinullah adalah Diinul Haq (QS.  9 : 33, 48 : 28, 61 : 9)
§ Islam (QS. 3 : 19, 85) membawa kepada petunjuk (QS.  6 : 153, 1 : 5-6)
§ Selain Allah adalah makhluq (QS.  22 : 73, 16 : 17) yang sangat bodoh (QS. 3 : 73) yang berorientai kepada zhan (QS. 10 : 36, 6 : 116)
§ Selain Allah adalah bathil (QS. 10 : 32, 22 : 62), berarti (membuat) selain diinullah merupakan diinul baathil yaitu kejahiliyahan (QS. 5 : 50, 39 : 64) yang menyeru kepada kesesatan (QS. 1 : 7, 2 : 120, 6 : 153).


.  TABIATUD DIINUL ISLAM

Sasaran :
þMemahami sifat-sifat diinul Islam yang menjadi ciri khas penampilannya sepanjang sejarah.
þDapat memberikan dalil naqli dan dalil aqli bagi setiap sifat tersebut serta menyebutkan contoh-contohnya.
þMenyadari peranannya dalam perjuangan Islam dengan upaya menampilkan ciri-ciri tersebut pada dirinya, keluarga maupun masyarakat.

Sinopsis :
Hasiyah :
Al Ikhlas wa Al Fithrah - mukhlis wa hanif.
Al Qayyimu wa Al Minhaj - qayyimun minhajiyun
Al Ahkamu wa Al Akhlaq - husnu al khuluq wa al hakim
An Nazhafat wa Thaharah - nazhiifun thahuurun
Al ‘Ilmu wa Al ‘Amal - ‘aliimun ‘amiilun
Al ‘Ilmu wa Al Fikr - ‘aliimun mufakkirun
Al ‘Amal wa Al Amal - ‘amilun mutafailun
Al Quwwatu wa Al Mas’uliyah - qawiyun amiin
Al ‘Izzah wa Ar Rahmah - ‘aziizun rahiimun
Ad Daulah wa Al ‘Ibaadah - siyasiyun ‘abid
As Saifu wa Mashaf - mujahidun rabbani
Al Harakah wa Al Minhaj - harakiyun minhajiyun
Keseluruhannya merupakan pribadi Islami


Ringkasan Dalil :
Karakteristik Diin Al Islam :
§ Diin yang bersih dari syirik dan sesuai dengan fitrah; membentuk pribadi mukhlis dan hanif (QS. 39 : 2,11,14, 7 : 172, 30 : 30).
§ Diin yang penuh dengan tatanan nilai dan konsep; membentuk pribadi yang bermutu dan bermanhaj (QS. 36 : 1-2, 43 : 4).
§ Diin akhlaq/moral dan hukum; membentuk pribadi yang berakhlaq dan bijaksana (QS. 4 : 36, 105). 
§ Diin kebersihan dan kesucian; membentuk pribadi yang bersih dan suci (QS. 9 : 108).
§ Diin ilmu dan amal; membentuk pribadi yang berilmu dan aktif bekerja (QS. 47 : 19, 2 : 44) 
§ Diin ilmu dan pemikiran; membentuk pribadi yang berilmu dan pemikir (QS. 9 : 122).
§ Diin kerja dan harapan; membentuk pekerja yang optimis (QS. 9 : 105, 46 : 19, 4 : 123-124).
§ Diin yang kuat dan bertanggung jawab; membentuk pribadi yang teguh dan dapat dipercaya (QS. 28 : 26).
§ Diin yang bermartabat dan penyayang; membentuk pribadi yang berprestise dan santun (QS. 9 : 128, 49 : 10).
§ Diin daulah dan ‘ibadah; membentuk politikus yang ‘abid (QS. 73 : 20).
§ Diin pedang dan Al Qur’an; membentuk pribadi mujahid yang robbani (QS. 9 : 111, 3 : 79).
§ Diin harakah dan minhaj; membentuk pribadi mutaharrik yang minhaji (QS. 9 : 38-39, 16 : 125, 12 : 108).
§ Keseluruhannya merupakan pribadi islami. (QS. 3 : 110)


AL ‘AMAL AL ISLAMI

Sasaran :
þMemahami bahwa interaksinya dengan Islam wajib membentuk keyakinan, pemikiran, perasaan dan akhlaq yang Islami.
þMemahami bahwa amal islami hanya terbentuk dar kondisi yang islami melalui tarbiyah dan da’wah serta harokah dan jihad.
þMenyadari bahwa nilai ‘amal islami merupakan ibadah yang akan membentuk ketaqwaan dan memperoleh tamkin dari Allah yang ditunjukkan dengan bukti dalam bentuk kepercayaan dan amanah.

Sinopsis :
Bertaamul dengan Islam akan membentuk : keyakinan (i’tiqadi), fikrah, perasaan (syu’uriy) dan akhlaq yang akan mewujudkan kondisi yang islami (maudhu’ islamiy) dan kemudian membentuk sikap yang islami (mauqifu  islamiy). Sikap yang islami berarti memiliki kecenderungan yang positif terhadap nilai-nilai Islam sehingga dapat menimbulkan amal islami yang berbentuk tarbiyah dan da’wah serta harokah dan jihad. Semua amal ini adalah ibadah kepada Allah dan ditujukan hanya kepada Allah saja sehingga mengapai derajat taqwa. Amal islami mendapat pembuktian dari Allah yang berbentuk kepercayaan (tsiqah), pertolongan dan amanah. Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka memperoleh eksistensi.

Hasiyah :
Ringkasan Dalil :
§ Bertaamul dengan Islam akan membentuk : keyakinan (i’tiqadi), fikrah, perasaan (syu’uriy) dan akhlaq yang akan mewujudkan kondisi yang islami (maudhu’ islamiy) (QS. 59 : 9) dan kemudian membentuk sikap yang islami (mauqifu  islamiy) (QS. 59 : 10, 3 : 146-147).
§ Amal islami berbentuk tarbiyah dan da’wah (QS. 41 : 33) serta harokah dan jihad (QS. 4 : 71, 76, 8 : 45-46). Semua amal ini merupakan ibadah kepada Allah saja (QS. 16 : 36) untuk mengapai derajat taqwa (QS. 2 : 21, 8 : 29). Amal islami mendapat pembuktian dari Allah (QS. 11 : 17) yang berbentuk kepercayaan (tsiqah) (QS. 21 : 105), pertolongan (QS. 47 :7) dan amanah (QS. 4 : 58).
§ Kesemuanya ini diperlukan dalam rangka memperoleh eksistensi (QS. 24 : 55).




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More